Sholawat Tibbil Qulub adalah salah satu bacaan sholawat yang sangat populer di kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia. Sholawat ini dikenal juga dengan sebutan Sholawat Syifa atau Sholawat Penyembuh, karena maknanya yang mendalam: doa kepada Allah agar Nabi Muhammad ﷺ menjadi penyembuh hati, penyejuk jiwa, serta penolong dalam kesehatan jasmani maupun rohani.
Sholawat ini disusun oleh seorang ulama besar Mesir, Syaikh Ahmad ibn Ahmad al-Dardir (w. 1204 H/1786 M), seorang tokoh sufi dan faqih dari mazhab Maliki. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki kedalaman ilmu sekaligus kedekatan spiritual yang tinggi. Tidak heran jika sholawat ini mengandung makna yang begitu dalam dan relevan sepanjang zaman.
Secara bahasa, kata Tibbil Qulub berarti “obat hati”. Dengan melantunkan sholawat ini, seorang Muslim memohon kepada Allah agar Rasulullah ﷺ menjadi penawar bagi segala penyakit hati—seperti iri, dengki, sombong, dan gelisah serta menjadi doa untuk kesehatan jasmani.
Di era modern yang penuh tekanan, sholawat ini semakin relevan. Banyak orang merasakan ketenangan batin setelah rutin mengamalkannya, baik dalam dzikir pribadi, majelis sholawat, maupun lantunan musik religi. Bahkan, sejumlah grup musik Islami populer turut membawakan Sholawat Tibbil Qulub, sehingga semakin dikenal luas oleh generasi muda.
Artikel ini akan membahas teks bacaan Sholawat Tibbil Qulub (Arab, Latin, dan terjemahan), makna mendalam, keutamaan, cara mengamalkan, hingga relevansinya di era modern. Dengan begitu, pembaca tidak hanya memahami teksnya, tetapi juga bisa merasakan manfaat spiritual yang terkandung di dalamnya.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُورِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَقُوتِ الْأَرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin thibbil quluubi wa dawaa’ihaa, wa ‘aafiyatil abdaani wa syifaa’ihaa, wa nuuril abshaari wa dhiyaa’ihaa, wa quutil arwaahi wa ghidzaa’ihaa, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim.
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang menjadi obat hati dan penyembuhnya, kesehatan badan dan penyembuhnya, cahaya penglihatan dan sinarnya, kekuatan ruh dan makanannya, serta limpahkan pula kepada keluarga dan sahabatnya, dan berilah salam.”
Sholawat ini bukan sekadar doa, tetapi mengandung makna spiritual yang sangat dalam:
Dengan membaca sholawat ini, seorang Muslim tidak hanya memohon kesehatan fisik, tetapi juga ketenangan batin dan kekuatan spiritual.
📌 Dengan keutamaan-keutamaan ini, jelas bahwa Sholawat Tibbil Qulub bukan sekadar bacaan, tetapi juga doa yang menyentuh aspek spiritual, emosional, dan sosial.
📌 Dengan cara pengamalan ini, Sholawat Tibbil Qulub tidak hanya menjadi bacaan sesekali, tetapi bisa menjadi amalan rutin yang menenangkan hati, menyehatkan jiwa, dan memperkuat iman.
📌 Dengan demikian, Sholawat Tibbil Qulub bukan hanya warisan ulama terdahulu, tetapi juga solusi spiritual yang relevan untuk umat Islam di era modern.
Sholawat Tibbil Qulub adalah salah satu sholawat yang penuh makna, disusun oleh ulama besar Syaikh Ahmad al-Dardir. Bacaan ini mengandung doa agar Rasulullah ﷺ menjadi obat hati, penyembuh jasmani, cahaya penglihatan, dan kekuatan ruhani.
Dengan rutin mengamalkannya, seorang Muslim tidak hanya memperoleh ketenangan batin, tetapi juga memperkuat cinta kepada Rasulullah ﷺ, menjaga kesehatan spiritual, serta menumbuhkan harapan akan syafaat beliau di akhirat.
Di era modern yang penuh tekanan, Sholawat Tibbil Qulub tetap relevan sebagai terapi spiritual untuk menenangkan hati, menguatkan jiwa, dan menjaga keseimbangan hidup.
1. Apa arti Sholawat Tibbil Qulub? Artinya adalah “sholawat penyembuh hati”, doa agar Rasulullah ﷺ menjadi obat bagi hati, jasmani, dan ruhani.
2. Siapa penyusun Sholawat Tibbil Qulub? Sholawat ini disusun oleh ulama besar Mesir, Syaikh Ahmad ibn Ahmad al-Dardir (w. 1204 H/1786 M).
3. Apa manfaat membaca Sholawat Tibbil Qulub setiap hari? Manfaatnya antara lain menenangkan hati, memohon kesehatan jasmani, memperkuat iman, serta mendekatkan diri kepada Rasulullah ﷺ.
4. Apakah ada waktu khusus untuk membacanya? Tidak ada waktu baku, tetapi dianjurkan setelah shalat fardhu, pagi-sore, atau saat menjenguk orang sakit.
5. Apakah boleh dibacakan untuk orang sakit? Ya, sholawat ini sering dibacakan sebagai doa kesembuhan, disertai ikhtiar medis dan doa-doa lain yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Your page rank:
Tidak ada produk
Kembali ke TokoPromo terbatas hanya sampai akhir bulan ini !
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !