Sholawat merupakan salah satu amalan yang paling dicintai Allah SWT, karena di dalamnya terkandung doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dari sekian banyak sholawat yang dikenal, lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad termasuk yang paling populer dan sering dilantunkan oleh umat Islam di berbagai majelis dzikir maupun acara keagamaan.
Sholawat ini sederhana, mudah diingat, dan penuh makna. Tidak hanya dibaca dalam majelis dzikir atau peringatan Maulid Nabi, tetapi juga sering dinyanyikan dalam qosidah, hadrah, hingga lantunan marawis di berbagai daerah Nusantara.
Popularitasnya bukan hanya karena keindahan lirik, tetapi juga karena makna spiritual yang mendalam: mengingatkan umat akan cinta kepada Rasulullah SAW, sekaligus menjadi doa agar kita mendapat syafaat beliau di hari akhir.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli ‘ala Muhammad Shallallahu ‘ala Muhammad
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad.”
Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” dikenal luas di kalangan umat Islam sebagai salah satu bentuk dzikir dan pujian paling sederhana kepada Rasulullah SAW. Meski singkat, sholawat ini memiliki sejarah yang cukup menarik dan makna yang dalam.
Dalam beberapa riwayat, sholawat ini disebut sebagai Sholawat Jibril, karena diyakini pertama kali diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kalimatnya singkat, namun sarat makna: doa agar Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada Nabi.
Seiring perkembangan Islam, sholawat ini menjadi bagian penting dalam majelis dzikir, hadrah, dan qosidah. Di Nusantara, lantunan “Shallallahu ‘Ala Muhammad” sering dijadikan pembuka atau pengiring dalam acara keagamaan, seperti Maulid Nabi, tahlilan, hingga peringatan Isra’ Mi’raj.
Kesederhanaan liriknya membuat sholawat ini bertahan lintas generasi. Dari masa sahabat hingga era modern, umat Islam terus melantunkannya sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW. Bahkan, banyak ulama menganjurkan agar sholawat ini dijadikan wirid harian karena mudah diamalkan oleh siapa saja.
Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” bukan sekadar rangkaian kata, melainkan doa penuh makna yang menghubungkan hati seorang Muslim dengan Rasulullah SAW. Untuk variasi sholawat lain yang penuh makna, Anda bisa membaca Sholawat Tibbil Qulub: Teks, Makna, Keutamaan, dan Cara Mengamalkannya. Berikut adalah beberapa lapisan makna yang terkandung di dalamnya:
Kalimat ini adalah bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan melantunkannya, seorang Muslim menegaskan rasa cinta, hormat, dan pengakuan atas kedudukan beliau sebagai utusan Allah yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Membaca sholawat berarti memohon kepada Allah agar melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi Islam, doa ini juga diyakini sebagai jalan untuk memperoleh syafaat Nabi di hari kiamat, sebuah harapan besar bagi setiap Muslim.
Sholawat ini menjadi simbol cinta sejati umat kepada Rasulullah. Dengan melantunkannya berulang kali, hati seorang Muslim semakin terikat dengan ajaran beliau, sehingga mendorong untuk meneladani akhlak mulia Nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain makna teologis, sholawat ini juga memiliki dimensi psikologis. Lantunan lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad yang sederhana dan berulang mampu menenangkan hati, mengurangi kegelisahan, serta menghadirkan rasa damai dalam jiwa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an tentang ketenangan hati dengan mengingat Allah lihat QS. Ar-Ra’d:28 di Quran.com. Inilah sebabnya sholawat ini sering dijadikan wirid harian.
Membaca sholawat adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim) Sumber. Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” termasuk salah satu bentuk sholawat yang paling mudah diamalkan, namun memiliki banyak keutamaan.
Setiap kali seorang Muslim melantunkan sholawat, Allah SWT menurunkan rahmat dan ampunan. Kalimat singkat ini menjadi pintu turunnya keberkahan dalam hidup sehari-hari.
Sholawat adalah jalan untuk memperoleh syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat. Dengan memperbanyak bacaan “Shallallahu ‘Ala Muhammad”, seorang Muslim memperkuat ikatan rohani dengan Nabi dan berharap mendapat pertolongan beliau kelak.
Lantunan sholawat yang sederhana dan berulang mampu menghadirkan ketenangan batin. Banyak orang merasakan bahwa membaca sholawat ini secara rutin dapat mengurangi rasa gelisah, menumbuhkan optimisme, dan memperkuat kesabaran.
Membaca lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad secara rutin diyakini dapat membuka pintu rezeki dan melapangkan hati.
Sholawat ini menjadi simbol cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan membacanya, seorang Muslim menegaskan bahwa Rasulullah adalah teladan utama dalam hidupnya.
Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” termasuk sholawat yang sangat mudah diamalkan. Karena liriknya singkat, ia bisa dibaca kapan saja dan di mana saja, baik secara individu maupun berjamaah. Berikut beberapa cara mengamalkannya:
Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” tidak hanya menjadi amalan pribadi, tetapi juga telah berakar kuat dalam tradisi dan budaya umat Islam di berbagai belahan dunia. Kesederhanaan liriknya membuat sholawat ini mudah diterima dan dilantunkan dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan maupun sosial.
Di banyak negara Muslim, termasuk Indonesia, sholawat ini sering dilantunkan dalam qasidah, hadrah, dan rebana. Irama yang merdu dan repetitif menjadikannya mudah diingat, sehingga sering dijadikan pembuka atau pengiring dalam acara keagamaan.
Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, sholawat ini hampir selalu hadir. Lantunannya menjadi simbol cinta umat kepada Rasulullah, sekaligus memperkuat suasana religius dan kebersamaan dalam acara tersebut.
Majelis dzikir dan pengajian rutin sering menjadikan sholawat ini sebagai bagian dari rangkaian bacaan. Dengan melantunkannya bersama-sama, jamaah merasakan kebersamaan spiritual yang mempererat ukhuwah Islamiyah.
Di Indonesia, lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad menjadi bagian dari identitas Islam Nusantara, hadir dalam marawis, hadrah, hingga nasyid modern. Dari desa hingga kota, dari pesantren hingga masjid besar, lantunan “Shallallahu ‘Ala Muhammad” terdengar akrab di telinga umat. Bahkan, anak-anak pun mudah menghafalnya karena sering dinyanyikan dalam kegiatan sekolah atau TPA.
Selain dalam bentuk dzikir, sholawat ini juga hadir dalam lagu-lagu religi, marawis, hingga nasyid modern. Hal ini menunjukkan fleksibilitas sholawat sebagai media dakwah yang bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan makna spiritualnya.
Sholawat “Shallallahu ‘Ala Muhammad” adalah salah satu bentuk dzikir yang sederhana namun penuh makna. Liriknya singkat, mudah diingat, dan sarat dengan doa agar Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad SAW.
Dari segi sejarah, sholawat ini dikenal sebagai Sholawat Jibril dan telah diamalkan Sejak masa awal Islam, lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad telah menjadi bagian dari dzikir umat, baik di Timur Tengah maupun di Nusantara. Maknanya mencakup pujian kepada Rasulullah, doa untuk mendapatkan syafaat, serta simbol cinta dan ketaatan umat.
Keutamaannya pun sangat besar: mendatangkan rahmat Allah, menenangkan hati, membuka pintu rezeki, hingga memperkuat ikatan spiritual dengan Rasulullah SAW. Tidak heran jika sholawat ini begitu populer dalam budaya Muslim, baik di majelis dzikir, peringatan Maulid, maupun dalam seni qasidah dan hadrah. Selain itu, ada juga versi populer seperti Lirik Sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad Anta Syamsun yang sering dilantunkan dalam hadrah dan marawis.
Dengan mengamalkan lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad secara rutin, seorang Muslim tidak hanya memperkuat hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Apa arti lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad dan mengapa begitu populer di kalangan umat Islam ? Artinya adalah doa agar Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Apakah sholawat ini sama dengan Sholawat Jibril ? Ya, dalam beberapa riwayat sholawat ini dikenal sebagai Sholawat Jibril karena diyakini diajarkan oleh Malaikat Jibril.
3. Kapan waktu terbaik membaca lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad ? Bisa dibaca kapan saja, namun sangat dianjurkan setelah shalat fardhu, pagi-sore, dan malam Jumat.
4. Apakah ada dalil tentang keutamaannya ? Secara umum, banyak hadits yang menjelaskan keutamaan membaca sholawat kepada Nabi. Meski tidak spesifik menyebut versi ini, maknanya tetap termasuk dalam anjuran memperbanyak sholawat.
5. Bagaimana cara mengajarkan sholawat ini kepada anak-anak ? Karena liriknya singkat, sholawat ini mudah diajarkan dengan cara dinyanyikan dalam qosidah, hadrah, atau kegiatan TPA agar anak-anak cepat menghafalnya.
6. Apakah lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad bisa diamalkan setiap hari ? Ya, lirik sholawat Shallallahu ‘Ala Muhammad sangat fleksibel dan bisa diamalkan setiap hari, baik setelah shalat maupun di waktu senggang.
7. Jika Anda mencari bacaan sholawat lain yang menenangkan hati, silakan lihat Tibbil Qulub Lirik Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Your page rank:
Tidak ada produk
Kembali ke TokoPromo terbatas hanya sampai akhir bulan ini !
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !